Pengalaman Hidupku
Namaku Bezaleel
Hutasoit,orang-orang biasa memanggilku Jalel
tapi buat orang-orang yang sudah mengenal dekat dengan aku pasti mereka akan
memanggilku Beksal.Saya lahir di
Bekasi,19 Agustus 1993,saya memang lahir di Bekasi tetapi saya besar di Medan
tepatnya di Kab.Tapanuli Utara,kota Siborongborong.Saya tinggal di kota Bekasi
hanya sekitar 5 tahun,dan selanjutnya sampai umur 19 tahun saya tinggal di
Siborongborong. Sekarang saya sudah kembali ke Bekasi,tapi dengan status
Mahasiswa tepatnya di Universitas Gunadarma Bekasi (Kampus J1).
Saya memulai pengalaman hidup saya dari TK,saya TK
dulu di Bekasi tepatnya di TK Citra Harapan,Perumahan Bumi Anggrek.Sewaktu
TK,saya pernah mengikuti kontes ajang busana daerah Sejabodetabek.Hehehe…kemaren
Cuma bias sampe juara 18.
Lalu berbicara soal masa SD,saya dulu sekolah di SD
N 2 Siborongborong.Pengalaman saya yang tak terlupakan saat SD yaitu pernah
mengikuti lomba Melukis se-Kabupaten Tapanuli Utara.Pada waktu itu saya hanya
bisa mencapai juara 9 umum.Pada waktu itu saya melukis Salib Kasih yang berada
di kota Tarutung.
Lalu berbicara soal masa SMP,saya dulu sekolah di
SMP N 1 Siborongborong.Sekolahku merupakan sekolah favorit di kotaku.Pengalaman
yang tak terlupakan sewaktu SMP yaitu saya pernah ikut peran dalam sebuah
pementasan Natal.Kemarin saya berperan jadi supir angkot yang selalu mengeluh
akan kehidupanku,ahahhahah pokoknya itu kocak banget.
Ini dia nih pengalaman yang paling aku suka
yaitu,saat-saat aku SMA.Saya SMA di SMK N Siborongborong.Sekolahku merupakan
sekolah SMK pertama di kotaku.Jadi,gedung beserta fasilitasnya masih
baru,pokoknya masih enak banget itu sekolah deh.Saat masa-masa SMA inilah saya
merasakan namanya jatuh cinta.Weh….jatuh cinta itu sangat indah rasanya.Yang
namanya pacaran,saya baru rasain pada saat saya kelas 2.Itu semenjak ada
program PKL(Praktek Kerja Lapangan),yang saya ikuti diluar daerah,yaitu di kota
Balige.Pokoknya serasa lagi disurga ketika melihat cinta pada pandangan
pertama.Huhuhu…Namanya Denny Deliana Sitanggang,dia berambut lurus
panjang,putih,tinggi lumayan,cantik,pintar lagi.Aku mengenal dia disaat dia
sedang les computer ditempat saya PKL tersebut.Awal mulanya saya mengenal dia
ketika saya disuruh pemilik kursus buat mengajari anak les computer.Ehh…kok malah
bisa dengan dia aku ditempatkan.Pokoknya masa-masa SMA deh yang merupakan
masa-masa paling indah dalam hidupku.
Kegelisahan,Penderitaan dan Cara Mengatasinya
Ngomong-ngomong soal penderitaan dan kegelisahan
pastinya setiap orang pernah mengalaminya,termasuk juga dengan diriku.Penderitaan
dan kegelisahan tak lepas dari aku sendiri.Banyak penderitaan dan kegelisahan
yang pernah aku alami.Mungkin penderitaan yang pernah aku alami yaitu disaat
aku ikut membantu orangtuaku berdagang dipasar.Mulai dari menjual
es,pakaian,alat-alat elektronik,roti dan sampe sekarang kami juga masih tetap
berdagang.Berdagang merupakan mata pencaharian keluargaku.Puji Tuhan kami semua
bisa sekolah karena hasil dari berdagang.Sekarang orangtuaku berdagang segala
macam roti serta membuka Toko Kelontong dirumah.
Tapi sekarang hidup keluargaku sudah berkecukupan
kok walaupun dari sekedar bergadang roti.Itu semua bukan karena kekuatan
keluarga kami,melainan karena kasih karunia Tuhan Yesus yang senantiasa hadir
dalam kehidupan keluarga kami.Itu masalah penderitaan dan kegelisahan di
keluarga kami.Bagaimana dengan aku?.
Kalo bicara soal penderitaanku,pengalaman yang
paling menderita yaitu pada waktu saja jauh dari orangtua.Jauh dari orangtua
saya alami mulai kelas 2 SMA,dimana saat itu ada program PKL yang harus
dijalani diluar kota.Yah,namanya juga tuntutan pendidikan disekolah.Pada saat
itu saya harus bisa namanya hidup mandiri,dimana harus bisa menyetarakan
kiriman uang dengan pengeluaran sehari-hariku.Padahal uang buat jajan yang
dikirim ke aku hanya pas-pasan banget.Jadi buat jajan sehari-hari harus
disesuaikan dengan kemampuan finasialku.Pokoknya dari kejadian itu saya bisa
mengambil hikmatnya yaitu harus bisa hidup mandiri jika jauh dari orangtua.
Tak kalah menderitanya juga disaat aku harus
mengikuti program PRAKERIN(PRAKTEK KERJA INDUSTRI) dari sekolah.PRAKERIN juga
menempatkan aku jauh lebih jauh dari orangtua yang harus menempuh waktu 6 jam
dari rumahku yaitu tepatnya di kota Medan.Hal tersebut memaksaku untuk ngekost
sendiri.Disaat itu aku dan orangtuaku harus mendapat ujian berat,dimana saya
harus menderita Demam Berdarah(DBD).Mulanya hanya gejala biasa saja,aku hanya
menganggap sepele dengan hal itu.Tiba-tiba teman yang datang ke kost-an aku
menganjurkan agar dirujuk kerumah sakit.Disaat itu dokter mengatakan bahwa saya
terkena Demam Berdarah.Kedua orangtuaku panik ketika mendengar berita tentang
aku di Medan.Orangtuaku harus merogoh kocek besar untuk biaya pengobatanku.
Memang disaat aku di Medan,saya tidak pernah
menghiraukan tentang kondisi kesehatanku.Saya mencoba untuk hidup irit dengan
tidak makan pagi,cukup dengan makan siang dan malam.Padahal berbeda dengan
kesehatanku dirumah,yang terus dipantau orangtuaku secara teratur.Disitu saya
merenungkan bahwa kesehatan itu lebih berarti dibandingkan dengan uang.Jangan
pelit uang dengan kesehatan sendiri,apabila terjadi demikian maka uang yang
bisa diirit sedikit bisa menimbulkan penyakit yang harus membayar banyak uang
untuk pengobatannya.Disini berlaku peribahasa “Mencegah Lebih Baik Daripada
Mengobati”.Dari kejadian itu saya bisa mengambil berkah bahwa aku harus
menghargai keringat orangtuaku,jangan hanya uang sedikit,banyak keringat
orangtua yang keluar untuk mendapatkan uang habis untuk membayar pengobatan sakit
kita.Belajar Menghargai diri sendiri dan oranglain.